>> Konsep Drama Seri Remaja
Sinopsis Global
Fany, seorang mahasiswi yang
tomboy, centil, suka usil, dan kelakuannya tengil banget, merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara. Adiknya, Naya dan Salsa, dua-duanya duduk di
bangku SMP. Fany tidak pernah peduli sama kondisi ekonomi keluarganya. Ia maunya
tau kalo pas perlu uang buat urusan kuliah, orang tuanya bisa nyediain.
Sementara orang tuanya yang hanya mengandalkan ekonomi keluarganya dari warung
makan di pinggir jalan, harus kerja keras banting tulang untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan sekolah anak-anaknya.
Kebiasaan Fany yang super
cuek dengan kondisi orang tuanya berbalik 360 derajat ketika melihat bapaknya
sakit-sakitan dan warung makan emaknya semakin hari kian berkurang
pendapatannya semenjak Mpok Odah tetangganya merubah usahanya dari yang tadinya
jualan gado-gado menjadi warung makan. Fany secara tiba-tiba mau membantu
emaknya jualan di warung makan. Hal itu membuat emaknya heran sekaligus senang
banget.
Pada suatu kesempatan Fany
berujar kepada emaknya kalo ia mau belajar masak pada juru masak handal (super
chef) agar dagangan emaknya bisa mengalahkan warung makan Mpok Odah. Emaknya
menganggap Fany hanya mengigau. Fany pun kemudian pamitan kepada kedua orang
tua dan adik-adiknya untuk pergi berguru masak pada koki-koki yang sudah
tersohor.
Fany lalu pergi ke koki-koki
profesional di hotel-hotel untuk minta diajarin resep masak yang enak, akan
tetapi semuanya menolak dengan alasan sibuk dan tidak punya waktu. Fany tidak
putus asa, ia terus pergi kesana kemari untuk mencari guru koki yang hebat.
Hingga akhirnya Fany pun menemukan seseorang yang berbaik hati mau mengajarinya
resep-resep masakan nusantara dan manca negara yang enak, namanya Pak Sandi.
Sialnya, Pak Sandi itu ternyata adalah orang stress yang kadang bener kadang
kambuh. Fanny jadi merasa tertipu dengan Pak Sandi dan segera pergi meninggalkannya,
Fany pun bermaksud mencari guru masak lainnya.
Dalam perjalanan pulangnya,
Fany menemukan sebuah buku Resep Wasiat masakan kelas dunia yang secara tidak
sengaja terjatuh dari tas seorang pengendara motor. Akibatnya, Fany jadi
“buronan” dan selalu jadi incaran orang-orang jahat yang hendak merebut kembali
buku Resep Wasiat yang diambil Fany di jalanan itu. Untungnya teman-teman main
Fany di kampung, yaitu Andre dan Thomas, selalu membantunya melawan orang-orang
jahat tersebut.
Suatu ketika Fany baru tahu
kalo buku Resep Wasiat itu adalah milik guru masaknya yang orang setress, Pak
Sandi. Fany pun bermaksud mencari keberadaan Pak Sandi tapi tidak pernah bisa
menemukannya, yang ada malah ia selalu berhadapan sama orang-orang jahat yang
hendak merebut buku Resep Wasiat tersebut.
Setelah konflik dengan
orang-orang jahat tertangani, Fany kemudian pada suatu hari melihat iklan di
sebuah televisi tentang audisi koki hebat. Fany pun kemudian pergi mendaftar
audisi dan ternyata lolos seleksi. Secara mengejutkan Fany masuk sampai final
di ajang pencarian koki hebat itu dan membuat namanya jadi tenar. Padahal
resep-resep yang ia pakai adalah resep bikinan orang stress, yaitu Pak Sandi.
Selepas dari ikutan ajang
pencarian koki hebat, Fany banyak mendapat job bekerja di restoran-restoran
ternama. Akan tetapi ia menolak semuanya dan memutuskan untuk membantu warung
emaknya. Maka jadilah warung makan emak Fany selalu ramai diserbu orang-orang
dan pelanggannya pun banyak. Sementara Mpok Odah dan suaminya jadi keder dan
sirik sama Fany.
Di sinilah awal mula
masaalah baru bagi Fany dan keluarganya dimulai. Mpok Odah dan suaminya lalu
bikin guna-guna agar orang tidak mau lagi mendatangi warung emaknya Fany, namun
tidak berhasil. Mpok Odah dan suaminya lalu meminta kepada pemilik tanah tempat
dimana warung emaknya Fani berdiri, untuk membongkar bangunan tidak permanen
warung emaknya Fany. Fany dan orang tuanya jadi kelimpungan karena tidak ada
lagi tempat jualan mereka. Setelah itu, tetangga Fani yang meminjamkan uang kepada
orang tua Fani meminta dengan paksa agar uangnya segera dikembalikan, kalau
tidak, mereka akan dipenjarakan. Maka orang tua Fani terpaksa menjual semua
yang dimilikinya, temasuk peralatan warungnya demi melunasi hutang-hutangnya.
Penderitaan orang tua Fani
bertambah lagi setelah pemilik kontrakan meminta orang tua Fani membayar
tunggakan uang sewa kontrakan selama enam bulan. Fani dan keluarganya lalu
diusir pemilik kontrakan karena tidak bisa membayar tunggakan sewa kontrakan.
Fani dan keluarganya kemudian hidup di jalanan seperti gembel. Mereka
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Kolong jembatan adalah tempat
berteduhnya satu-satunya.
Nasib baik menghampiri Fani
setelah Aji, teman kuliahnya yang naksir berat padanya dan selalu dicuekin
Fany, mau membantunya. Aji lalu mendirikan rumah papan di tanah bekas tempat
emaknya Fani jualan nasi dulu karena tanah itu sekarang sudah dibeli ayah Aji.
Fani dan keluarganya lalu mendirikan warung makan lagi dengan dibantu Aji. Mpok
Odah dan suaminya jadi merasa kebakaran jenggot lagi melihat warung emak Fani
berdiri dan ramai lagi.
Fany berujar sama Mpok Odah
agar tidak lagi bermusuhan, dan bersainglah dengan sehat. Tapi Mpok Odah tidak
mau tahu. Ia berusaha dengan berbagai cara, termasuk menyewa preman-preman
kampung untuk memalak warung makan emaknya Fani. Akan tetapi para preman
kampung itu kemudian berbalik memalak Mpok Odah karena mereka dibayar lebih
besar dari Mpok Odah oleh Aji. Warung Mpok Odah pun lama kelamaan sepi dan
tidak ada pembelinya, sedangkan warung emak Fani ramai terus dan bahkan jadi
bisnis franchise dan punya cabang dimana-mana.
Pada akhirnya, Fany dan Aji jadian dan mereka bertunangan serta bersama-sama mengelola bisnis franchise bernama “Warung Makan Mak Fani”. *The End.
No comments :
Post a Comment